Para peraih penghargaan dalam program MNCTV Pahlawan untuk Indonesia. (sumber: Beritasatu.com/Teddy Kurniawan)
Kepahlawanan adalah sebuah nilai yang membuat seseorang selalu ingin menjadi mahluk yang berarti bagi sekitarnya.Menyebut kata pahlawan, ingatan banyak orang kembali ke masa sekolah dasar, saat guru memperkenalkan pahlawan kemerdekaan. Banyak nama dengan kisah-kisah penuh perjuangan diuraikan agar setiap yang mendengar mendapatkan inspirasi nilai-nilai kepahlawanan tersebut.
Di Indonesia, tidak hanya pahlawan kemerdekaan atau yang sering disebut pahlawan nasional saja yang tercatat dengan tinta emas. Di era reformasi, dikenal pula dengan istilah pahlawan reformasi.
Stigma pahlawan yang dikenal sebagai seseorang yang mengangkat senjata demi kemerdekaan Republik Indonesia, mulai pudar seiring waktu yang terus bergulir.
Pahlawan, bukan hanya menyingsingkan lengan membawa senjata, berjuang dan kemudian merelakan dirinya mati bersimbah darah dengan kehormatan yang melekat di hati. Namun lebih luas, kepahlawanan adalah sebuah nilai yang membuat seseorang selalu ingin menjadi mahluk yang berarti bagi sekitarnya.
Merefleksikan makna kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari memang bukanlah hal yang mudah. Perlu kesungguhan dan hati nurani melakukannya dengan berpikir memberi dan berbagi, bukan berharap menerima.
Tidak mudah menemukan orang-orang seperti itu dalam kehidupan nyata saat ini. Namun mereka bukan juga tidak terlihat di tengah hiruk pikuk aktivitas manusia. Bagaikan mutiara, mereka akan selalu dicari, seperti emas mereka akan selalu berharga dan tampak di tengah bebatuan lainnya.
Apa yang dilakukan para pahlawan kehidupan tersebut, boleh jadi tidak pernah terpikirkan banyak orang. Padalah, dedikasi yang tinggi telah memberikan banyak manfaat bagi orang lain, sesuai dengan semangat memberi dan berbagi.
Tidak banyak pihak yang melakukan pencarian para mutiara tersebut sebab, ketulusan yang dilakukan mereka, menutup obsesi untuk menitipkan nama agar diagungkan. Namun meski demikian, jejak mereka selalu terekam di hati orang yang pernah merasakan ketulusannya.
Rekam jejak tersebut kemudian menginspirasi MNCTV untuk memberikan sebuah penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap orang-orang yang telah berbuat banyak bagi lingkungannya, dengan sepenuh hati dan ketulusan bahkan pengorbanan.
Program yang diberi tajuk MNCTV Pahlawan untuk Indonesia berlangsung dengan sebuah proses yang panjang. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mencari keberadaan "sang pahlawan". Melewati jarak yang jauh, bukti terjal, turun naik gunung, hingga daerah terpencil dilakukan untuk memberikan inspirasi bagi para pemirsa.
Sepuluh orang berhasil ditemui dan kemudian diundang ke Jakarta untuk menghadiri sebuah program malam penganugerahan kepada mereka dalam program MNCTV Pahlawan yang merupakan bagian dari rangkaian acara ulang tahun MNCTV ke-21 tahun yang bertema Ama21ng.
Program penganugerahan tersebut telah dilangsungkan di Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Rabu (24/10) dan ditayangkan Sabtu (27/10).
Dalam acara tersebut hadir sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat memberikan penghargaan kepada sepuluh orang yang telah berjasa di daerah mereka masing-masing. Para pejabat dan tokoh tersebut antara lain: H Irman Gusman, S.E, MBA (Ketua Dewan Perwakilan Daerah), H Marzuki Alie, S.E, M.M (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat), Prof Dr Moh Mahfud MD, S.H (Ketua Mahkamah Konstitusi), Prof Dr Balthasar Kambuaya, MBA (Menteri Negara Lingkungan Hidup), Linda Amalia Sari, SIP (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan & Anak ), Mochamad Riyanto (Ketua KPI), Prof Dr Bagir Manan, S.H (Ketua Dewan Pers), dan beberapa lainnya.
Acara istimewa yang dipandu Nico Siahaan ini juga melibatkan para artis dan atlet nasional sebagai pembaca profil para kandidat di antaranya Happy Salma, Davina, Andien, Ikke Nurjanah, Peggy Melati Sukma, Ines Putri, Tya Ariestya, Marcel Chandrawinata, Ricky Soebagja dan Alexandra Asmasoebrata. Sementara itu, Kotak, Eka Deli, 5 Wanita (Andien, Rika Roeslan, Nina Tamam, Iga Mawarni), Idol Divo (Delon, Lucky, Mike Mohede, Judika), Regina Ivanova dan Kamasean Matthwes sebagai bintang tamu.
Selain trofi dan piagam penghargaan, 10 orang “MNCTV Pahlawan untuk Indonesia” masing-masing akan menerima sejumlah bantuan uang dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan masing-masing.
Sementara sepuluh nama yang menerima penghargaan adalah:
1. Meri Tabuni, 80 Tahun (Mantri Kesehatan, Tagime, Jayawijaya, Papua)
2. Mardiana Maya Satrini, 46 Tahun (Aktivis Perempuan, Singkawang, Kalimantan Barat)
3. Kaleb Tandamusu, 56 Tahun (Pencegah Wabah Schistosomiosis, Poso, Sulawesi Tengah)
4.Syamsudin, 43 Tahun (Penarik Becak Peduli Lingkungan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
5. Indrawati Sambow, 40 Tahun (Guru Bantu Sekolah Daun, Gunung Gawalise, Sigi, Sulawesi Tengah)
6. Noverius H. Nggili, 37 Tahun (Pemberdaya Masyarakat, Kupang, Nusa Tenggara Timur)
7. Matheus Antonius Krivo, 40 Tahun (Pemberdaya Petani, Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur)
8. Ni Nyoman Suparni, 50 Tahun (Aktivis Anak dan Perempuan, Karangasem, Bali)
9. Putri Herlina, 23 Tahun (Pembantu Perawat Panti Asuhan, Sleman, DI Yogyakarta)
10. Muhammad Kalend Osen, 50 Tahun (Perintis Kampung Inggris, Pelem, Kediri, Jawa Timur)