JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap menjelang Nyepi, salah satu rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu adalah perayaan Tawur yang menghadirkan ogoh-ogoh, sosok buatan berukuran raksasa. Tak ketinggalan umat Hindu di Jakarta dan sekitarnya.
Salah satu ogoh-ogoh disiapkan Pura Agung Wira Satiya Buana, Markas Paspampres, di Jalan Kesehatan, Gambir, Jakarta Pusat. Ogoh-ogoh untuk menyambut perayaan Tawur yang akan diadakan di Silang Monas, Senin (11/3/2013) itu adalah ogoh-ogoh dasa kala bumi.
Ogoh-ogoh setinggi empat meter ini menggambarkan orang yang sedang menginjak orang yang mempunyai sifat jahat di dalamnya. Dan juga terdapat dua ekor ayam yang digambarkan sedang diadu oleh sifat jahat tersebut.
Dasa kala bumi ini secara garis besar ialah perwujudan alam semesta yang menyangkut ibu pertiwi. Karena berbagai bentuk permasalahan yang terjadi di negeri ini, sehingga kita harus bersyukur kepada alam semesta untuk bisa menjauhi sifat-sifat jahat itu.
Sifat jahat akan yang diceritakan berada di bawah dan diinjak pasti akan selalu kalah dengan Darma yang berada di atas sifat jahat itu.
Sedangkan dua ayam taborah akan memberikan darah pada sifat-sifat jahat itu. Jadi secara keseluruhan dasa kala bumi itu berarti sepuluh kejahatan di dunia.
"Karena setiap manusia mengandung sifat-sifat jelek, seperti keinginan manusia untuk mendapatkan uang banyak tanpa mau bekerja. Inilah saat munculnya kala, membuat keributan manusia dengan manusia. Itulah suasana yang diwujudkan dalam ogoh-ogoh," ujar Ngurah, ketua panitia Tawur Banjar Jakpus, Minggu (10/3/2013).
Ogoh-ogoh setinggi empat meter dan berdiameter sekitar dua meter ini memakan waktu sekitar satu bulan lamanya dalam pengerjaannya. Yang mengerjakan ialah umat dari Pura Agung Wira Satiya Buana sendiri.
Pembuatan ogoh-ogoh ini menggunakan bambu yang dianyam kawat, lalu ditaruh busa dan dicat. Rencananya, sekitar 20 orang akan menggotong ogoh-ogoh seberat sekitar 200 kilogram ini dari pura yang berada di jalan Kesehatan Raya, Gambir, Jakarta Pusat menuju Monas untuk mengikuti festifal.
"Nanti akan kami gotong dengan bambu, ada sekitar 20 orang yang gotong. Pada prinsipnya sifat angkara murka akan kalah," ucap Lana Agung, Koordinator pembuatan ogoh-ogoh di Pura Agung Wira Satiya Buana Paspamres.
Anda sedang membaca artikel tentang
Di Balik Makna Ogoh-ogoh Berukuran Raksasa
Dengan url
http://blogerstour.blogspot.com/2013/03/di-balik-makna-ogoh-ogoh-berukuran.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Di Balik Makna Ogoh-ogoh Berukuran Raksasa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Di Balik Makna Ogoh-ogoh Berukuran Raksasa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment