Jakarta - Film horor yang sesungguhnya banyak dinantikan para penikmat film. Tentunya, bukan film dengan penampakan, apalagi ditambah esek-esek. Untuk itu, sutradara Jose Purnomo dan rumah produksi Rapi Films menghadirkan Oo Nina Bobo yang benar-benar menegangkan dan menakutkan.
Sutradara film 308 dan Jelangkung itu mengatakan film yang mengangkat kisah misterius di balik lagu pengantar tidur itu akan menaikkan adrenalin penonton karena berjenis horor yang atmosferik. Genre filmnya bukanlah jenis yang kaget-kaget, apalagi penampakan. Jadi, bukan film horor yang gitu-gitu saja, apalagi tiket bioskop semakin mahal harganya.
”Saya percaya pakem-pakem film horor yang baik, menarik dan menegangkan. Jadi bisa dijual komersil. Banyak sekarang film horor yang gagal karena tak sesuai pakemnya,” katanya saat peluncuran trailler dan poster film Oo Nina Bobo di kantor Rapi Films, Jakarta, Senin (3/3).
Menurutnya, semua orang pasti mengenal lagu Nina Bobo. Banyak versi tentang lagu ini. Misalnya, saja sering disebut sebagai kisah misteri yang mampu membangkitkan arwah dan berbahaya bila dinyanyikan tiga sampai empat kali saat menidurkan anak. Namun, Jose Rapi Films memiliki cerita sendiri.
”Lagu yang berasal dari Belanda dan diterjemahkan 60 tahun lalu ini merupakan film horor yang isunya internasional. Jadi, banyak ditonton masyarakat luas. Tidak bicara kedaerahan, apalagi mengangkat legenda daerah. Jadi ceritanya sangat sentral," tegas sang sutradara.
Film Oo Nina Bobo mulai tayang 20 Maret 2014 di bioskop seluruh Indonesia. Film ini dibintangi oleh Revalisa S. Temat yang berperan sebagai dokter Karina, aktor cilik Firman Ferdiansyah (Ryan), dan Daniel Topan (Bams).
Anda sedang membaca artikel tentang
"Oo Nina Bobo", Jenis Film Horor yang Atmosferik
Dengan url
http://blogerstour.blogspot.com/2014/03/nina-bobo-jenis-film-horor-yang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
"Oo Nina Bobo", Jenis Film Horor yang Atmosferik
namun jangan lupa untuk meletakkan link
"Oo Nina Bobo", Jenis Film Horor yang Atmosferik
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment