JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon berpendapat konflik di Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan adalah buntut kesenjangan fasilitas dan kewenangan antara TNI dan Polri. Menurut dia, banyak fasilitas didapat Polri tapi kinerjanya tak sebanding.
"Sejak 1999, pemisahan Polri dan TNI diharapkan mampu meningkatkan kinerja Polri. Tapi yang terjadi, kesenjangan Polri dan TNI," kata Fadli, melalui layanan pesan singkat, Minggu (10/3/2013). Bila TNI ditempatkan di bawah Kementerian Pertahanan, ujar dia, Polri mendapatkan keistimewaan langsung berada di bawah Presiden.
Semua Kepala Staf TNI berada di bawah Panglima TNI, dan Panglima TNI ada di bawah Presiden, sedangkan Kapolri yang dulu setara dengan Kepala Staf TNI kini langsung berada di bawah Presiden. "Ini salah satu penyebab munculnya friksi antara anggota polisi dan prajurit TNI di lapangan, seperti konflik di OKU," ujar Fadli.
Inilah salah satu penyebab munculnya friksi anggota polisi dan prajurit TNI di lapangan seperti konflik di OKU beberapa hari lalu. "Efek lain adanya kesenjangan kewenangan dan kesejahteraan antara prajurit TNI dan anggota POLRI. Ini perlu dievaluasi," tegas dia.
Apalagi, kata Fadli, banyak kasus di tubuh Polri mengindikasikan reformasi di lembaga itu belum berhasil. Menurut dia, kasus rekeningn gendut dan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM, hanyalah pucuk gunung es dari kejahatan berseragam. Kinerja buruk Polri juga terpotret dari survei, yang menyebutkan 61 persen responden berurusan dengan polisi harus mengeluarkan uang dan 72 persen masyarakat menilai polisi enggan menindak kasus yang melibatkan orang penting.
Polres OKU dibakar TNI
Sebelumnya, Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan dibakar puluhan anggota TNI dari batalyon Armed 15 Martapura, Kamis (7/3/2013) sekitar pukul 07.30. Massa juga merusak mobil polisi, dua Pos Polisi dan Sub Sektor setempat. Sekitar 90 anggota TNI itu datang dengan sepeda motor dan truk. Mereka juga datang membawa sungkur yang melukai empat anggota kepolisian dan satu warga sipil.
Menurut kepolisian, mereka awalnya ingin mempertanyakan kasus tewasnya anggota TNI Januari lalu yang ditembak petugas lalu lintas Polres OKU. Namun, mereka diduga kecewa hingga akhirnya membakar gedung Polres dan mobil kepolisian. Untuk diketahui, pada akhir Januari lalu anggota TNI Pratu Heru tewas ditembak petugas lalu lintas Polres OKU Brigadir Polisi Bintara Wijaya.
Wijaya saat itu mengaku ingin menghentikan Heru yang dianggap melakukan pelanggaran lalu lintas. Namun, Heru tak menghiraukan dan tetap melanjutkan perjalanan. Wijaya pun mengejar Heru hingga melepaskan tembakan yang menewaskan anggota TNI itu. Wijaya saat ini telah menjalani proses hukumnya dan telah mendekam di Polda Sumatera Selatan. Sejak saat itu hubungan aparat TNI dan Polisi di Sumsel sempat memanas.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Polres OKU Dibakar TNI
Editor :
Palupi Annisa Auliani
Anda sedang membaca artikel tentang
Fadli Zon: Ada Kesenjangan Fasilitas dan Kewenangan TNI-Polri
Dengan url
http://blogerstour.blogspot.com/2013/03/fadli-zon-ada-kesenjangan-fasilitas-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Fadli Zon: Ada Kesenjangan Fasilitas dan Kewenangan TNI-Polri
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Fadli Zon: Ada Kesenjangan Fasilitas dan Kewenangan TNI-Polri
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment