JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diingatkan akan janjinya untuk mengusut dan menemukan otak pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir. Masyarakat tidak akan lupa dan akan terus mengingatkan pemerintah serta menagih janji itu dengan cara-cara kreatif, termasuk dengan seni.
Hal ini mengemuka dalam konferensi pers ”Menafsir Munir, Melawan Lupa” di Jakarta, Kamis (29/11), terkait rencana pergelaran seni budaya di Batu, Malang, Jawa Timur, 2-3 Desember. Hadir istri (alm) Munir, Suciwati; budayawan Goenawan Mohamad; Usman Hamid dari change.org; budayawan Butet Kertaradjasa; Hendardi dari Komite Aksi Solidaritas Munir; dan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.
Butet Kartaredjasa yang menjadi koordinator pergelaran mengatakan, kegiatan digelar bersamaan hari lahir Munir, 8 Desember, untuk menagih janji pemerintah. Selain itu, acara dimaksudkan untuk merawat ingatan masyarakat berbagai usia. ”Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono janji akan cari siapa dalang pembunuh Munir,” kata Butet.
Mereka yang terlibat dalam pergelaran antara lain Sindhunata, Sujiwo Tedjo, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin, sosiolog Tamrin Amal Tomagola, Melanie Subono, Djaduk Ferianto, Glenn Fredly, dan perupa seperti Djoko Pekik, serta sekitar 5.000 murid SD.
Goenawan mengatakan, masyarakat tidak bisa membiarkan seseorang dibunuh dengan perencanaan tanpa alasan. Munir adalah pejuang yang dihormati. Hendardi mengatakan, perlu komitmen mengingat pembunuhan Munir dan pengusutan kasusnya hingga tuntas. Ia menyambut baik niat Eddy Rumpoko menamai jalan dengan nama Munir dan membuat monumen.
”Kita ingin orang Batu tahu, Munir sudah buat gerakan keterbukaan. Ada putra daerah Batu yang sudah berbuat lebih bagi bangsa dan negara,” kata Hendardi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tagih Penuntasan Soal Munir
Dengan url
http://blogerstour.blogspot.com/2012/12/tagih-penuntasan-soal-munir.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tagih Penuntasan Soal Munir
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment